Kamis, 08 Desember 2011

Hilangnya Nilai - nilai PANCASILA


Melemahnya kekuatan Pancasila sebagai ideologi dan pandangan hidup bangsa terjadi kepada kelompok mahasiswa. Kaum muda yang diharapkan menjadi penerus kepemimpinan bangsa ternyata abai dengan Pancasila. Hal tersebut diungkapkan Ketua Umum Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Indonesia M Danial Nafis pada penutupan Kongres I GMPI di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Senin (3/3).Mengutip survei yang dilakukan aktivis gerakan nasionalis pada 2006, sebanyak 80 persen mahasiswa memilih syariah sebagai pandangan hidup berbangsa dan bernegara. Sebanyak 15,5 persen responden memilih aliran sosialisme dengan berbagai varian sebagai acuan hidup. “Hanya 4,5 persen responden yang masih memandang Pancasila tetap layak sebagai pandangan hidup berbangsa dan bernegara,” katanya. Penelitian itu dilakukan di Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga, dan Universitas Brawijaya. Perguruan-perguruan tinggi tersebut selama ini dikenal sebagai basis gerakan politik di Indonesia.
Danial menilai survei tersebut menunjukkan kondisi riil di perguruan tinggi negeri di seluruh Indonesia. Kondisi ini menunjukkan semakin rendahnya semangat nasionalisme di kalangan generasi penerus bangsa.  “Banyak generasi muda yang lupa isi harfiah Pancasila. Apalagi mengerti Pancasila secara maknawi?” lanjutnya.Mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso menambahkan, nilai Pancasila yang digali para pendiri bangsa masih sangat relevan dengan kondisi kekinian. Sikap alergi sebagian anak bangsa dengan Pancasila dapat menjadi pemicu disintegrasi bangsa. http://www.kompas.co.id/kompascetak/read.php?cnt=.xml.2008.03.04.02121113Pada awalnya dasar & ideologi bangsa kita adalah pancasila yg merupakan hasil dari pemikiran,perjuangan,dan integritas tinggi para terdahulu (pejuang2 kemerdekaan Indonesia) untuk mewujudkan jati diri dan kedaulatan bangsa & negara Indonesia di dalam lingkup dunia perpolitikan nasional maupun internasional.
So…..salah banget tuh kalau ideologi bangsa & negara kita yang diakui negara2 luar harus diganti dengan salah bentuk pemaksaan konspirasi ego idealisme sepihak dari beberapa golongan yang menganggap drinya benar…..Pancasila sebenarnya sangat islami. Bukankah para pakar konstitusi dulu adalah kaum muslimin yang taat.
kalo saya coba mempraktekkan ilmu gothak-gathok-gathok, kurang lebih artinya gini:
PANCASILA:

KeTuhanan Yang Maha Esa = La Ilaa Ha Ilaa, -> Tiada Tuhan Selain. Ini adalah kalimat terpokok islam yang maknanya = ‘ada Tuhan’ dan Tuhan menurut Pancasila adalah Esa-> secara simbolik ini hanya ada di dalam agama islam dan yahudi. Sedangkan sifat Allah yang utama dalam Asmaul Husnaa adalah Wujud= Ada, kemudian Esa Karena di Indonesia tidak ada agama yahudi maka yang diutamakan oleh sila satu Pancasila adalah agama islam.-> sila satu sama dengan syahadat.
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab = pemahaman mengenai kebaikan dan keburukan, mengetahui perbedaan baik dan buruk. ini adalah tujuan shalat.
Persatuan Indonesia, -> ukhuwwah islamiyyah, perasaan sama dan senasib sebagai sesama hamba Allah ini adalah puasa.
Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan–> musyawarah dalam memecahkan masalah, bekerjasama dalam mencapai tujuan sesuai dengan porsinya masing2, semua pihak diharapkan terpenuhi kebutuhannya -> ini adalah haji.
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia-> ini adalah zakat sebagai bentuk keadilan.
he he he ini sekedar tebakan ana bagaimana para founding father negara ini mendapatkan inspirasi tentang Pancasila.
Comment by denjaka syiah September 12, 2008 @ 8:42 a
·         Comment by ridwan September 8, 2008 @ 2:25 ampancasila bukanlah pandangan hidup, hanya sebuah cita-cita yang tidak mungkin dapat diraih dengan ideologi demokrasi kapitalisme seperti saat sekarang. Pancasila sejatinya hanyalah varian dari ideologi kapitalisme demokrasi dan pancasila merupakan wilayah abu-abu dari kapitalisme demokrasi dan sosialisme.
Jika bukan Sosialisme dan juga bukan kapitalisme demokrasi, pastinya hanya Islam yang mampu mewujudkan cita-cita pancasila. PASTI!!!
Pancasila itu utopis itu juga pasti…Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah.
·         Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa- bangsa di seluruh dunia. (Menurut Edison A. Jamli dkk.Kewarganegaraan.2005)
Menurut pendapat Krsna (Pengaruh Globalisasi Terhadap Pluralisme Kebudayaan Manusia di Negara Berkembang.internet.public jurnal.september 2005). Sebagai proses, globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan waktu. Ruang makin dipersempit dan waktu makin dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi pada skala dunia. Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain- lain. Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi. Dewasa ini, perkembangan teknologi begitu cepat sehingga segala informasi dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar  luas ke seluruh dunia.Oleh karena itu globalisasi tidak dapat kita hindari kehadirannya.
Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan mempengaruhi nilai- nilai nasionalisme terhadap bangsa.
·         Pengaruh positif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme
1.        Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat.
2.        Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa.
3.        Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa.

·         Pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme
1.        Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang
2.        Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola, Pizza Hut,dll.) membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia.
3.        Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.
4.        Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa.
5.        Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa.
Pengaruh- pengaruh di atas memang tidak secara langsung berpengaruh terhadap nasionalisme. Akan tetapi secara keseluruhan dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap bangsa menjadi berkurang atau hilang. Sebab globalisasi mampu membuka cakrawala masyarakat secara global. Apa yang di luar negeri dianggap baik memberi aspirasi kepada masyarakat kita untuk diterapkan di negara kita. Jika terjadi maka akan menimbulkan dilematis. Bila dipenuhi belum tentu sesuai di Indonesia. Bila tidak dipenuhi akan dianggap tidak aspiratif dan dapat bertindak anarkis sehingga mengganggu stabilitas nasional, ketahanan nasional bahkan persatuan dan kesatuan bangsa.


·         Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme di Kalangan Generasi Muda
Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan muda. Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari anak muda sekarang.
Dari cara berpakaian banyak remaja- remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Pada hal cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.
Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda internet sudah menjadi santapan mereka sehari- hari. Jika digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya. Misal untuk membuka situs-situs porno. Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone. Rasa sosial terhadap masyarakat menjadi tidak ada karena mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan handphone.
Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. Contoh riilnya adanya geng motor anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang menganggu ketentraman dan kenyamanan masyarakat.
Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, mau apa jadinya genersi muda tersebut? Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkis antara golongan muda. Hubungannya dengan nilai nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah penerus masa depan bangsa. Apa akibatnya jika penerus bangsa tidak memiliki rasa nasionalisme?
Berdasarkan analisa dan uraian di atas pengaruh negatif globalisasi lebih banyak daripada pengaruh positifnya. Oleh karena itu diperlukan langkah untuk mengantisipasi pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai nasionalisme.
·         Antisipasi Pengaruh Negatif Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme
Langkah- langkah untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme antara lain yaitu :
1.        Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dalam negeri.
2.        Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya.
3.        Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.
4.        Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar- benarnya dan seadil- adilnya.
5.        Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa.
Dengan adanya langkah- langkah antisipasi tersebut diharapkan mampu menangkis pengaruh globalisasi yang dapat mengubah nilai nasionalisme terhadap bangsa. Sehingga kita tidak akan kehilangan kepribadian bangsa.

. Nilai - Nilai Pancasila
Suatu dasar negara akan kuat, apabila dasar tersebut berasal dari berakar pada diri bangsa yang bersangkutan. Bangsa Indonesia mempunyai dasar negara yang bukan jiplakan dari luar, akan tetapi asli Indonesia. Dengan kata lain unsur-unsur Pancasila telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak dahulu. Unsur-unsur Pancasila terdapat didalam berbagai agama dan kepercayaan, bahasa, adat istiadat, dan kebudayaan. Oleh karena di dalam agama, kepercayaan, adat istiadat dan kebudayaan tersebut berkembang nilai-nilai antara lain nilai moral, maka Pancasila pun mengandung nilai moral dalam dirinya, nilai-nilai Pancasila diungkapkan dalam 2 (dua) nilai, yaitu antara lain :
1. Mempunyai kedudukan nilai, norma, dan moral dalam masyarakat
2. Nilai-nilai Pancasila dalam Sosio-Budaya Bangsa Indonesia

1. Kedudukan Nilai, Norma, dan Moral Dalam Masyarakat
a. Kedudukan NILAI dalam masyarakat
Kehidupan manusia dalam masyarakat, baik sebagai pribadi maupun sebagai masyarakat, senantiasa berhubungan dengan nilai-nilai, norma dan moral. Kehidupan masyarakat dimana pun tumbuh dan berkembang dalam ruang lingkup interaksi nilai tersebut yang memberi motivasi dan arah sekaligus anggota masyarakat untuk berperilaku.
Dengan kata lain, nilai adalah sesuatu yang berharga, berguna, indah, dan memperkaya batin yang menyadarkan manusia akan harkat dan martabatnya. Nilai merupakan salah satu wujud kebudayaan, disamping sistem sosial dan karya. Cita-cita, gagasan, konsep, ide tentang suatu hal adalah wujud kebudayaan sebagai sistem nilai. Oleh karena nilai dapat dihayati dalam kontek kebudayaannya sebagai wujud kebudayaan yang abstrak.

Dalam menghadapi alam sekitarnya, manusia didorong untuk membuat hubungan yang bermakna melalui budinya, yang menilai benda-benda serta kejadian yang beraneka ragam, dipilihnya apa yang menjadi tujuan dan isi dari kelakuan kebudayannya. Melalui proses memilih, manusia sebagai individu atau anggota masyarakat menentukan sikap hidupnya, dilihat proses kehidupannya manusia berusaha agar lingkungan hidupnya dapat dikuasai dan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan rohaninya. Untuk mengidentifikasi nilai-nilai yang terdapat dalam kehidupan masyarakat ada 6 macam nilai :
1. Nilai teori adalah untuk mengetahui identitas benda dan kejadian yang terdapat disekitarnya.
2. Nilai ekonomi adalah Pemanfaatan benda-benda atau kejadian yang mengikuti nalar efisiensi dan menuju kepada kegunaannya dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
3. Nilai estetik adalah mempelajari sesuatu yang indah
4. Nilai sosial adalah berorientasi pada hubungan antara manusia dengan yang lainnya dan menekan pada segi-segi kemanusiaan yang luhur.
5. Nilai politik adalah berpusat pada kekuasaan serta berpengaruh dalam kehidupan bermasyarakat.
6. Nilai religi adalah manusia menilai alam sekitarnya sebagai wujud rahasia kehidupan dan alam semesta.
Dalam pelaksanaannya nilai-nilai tersebut dijabarkan dalam wujud norma, ukuran, kreteria sehingga merupakan suatu keharusan, anjuran atau larangan, tidak dikehendaki atau tercela. Oleh karena itu suatu nilai sangat berperan sebagai dasar pedoman yang menentukan suatu kehidupan manusia. Nilai berada dalam hatinurani, kata hati dan pikiran sebagai suatu keyakinan, kepercayaan yang bersumber dari berbagai sistem nilai.

b. Kedudukan NORMA dalam masyarakat
Manusia cenderung untuk memelihara hubungan dengan penciptanya, masyarakat dan alam sekitarnya dengan selaras. Berbagai adaptasi dilakukan oleh manusia agar mampu mempertahankan eksistensinya. Sikap demikian akan menyadarkan perlunya pengendalian diri, baik terhadap manusia sesamanya, lingkungan alam, dan kepada penciptanya yaitu Tuhan. Kesadaran tentang hubungan yang ideal dengan demikian menumbuhkan kepatuhan terhadap aturan-aturan, kaidah atau norma. Norma adalah petunjuk tingkah laku yang harus dijalankan dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan motivasi tertentu.
Norma sesungguhnya perwujudan martabat manusia sebagai mahkluk budaya, sosial, moral, dan religi. Suatu kesadaran dan sikap luhur yang dikehendaki oleh tata nilai yang harus dipatuhi. Oleh karena norma dalam perwujudannya dapat berupa norma agama, norma filsafat, kesusilaan, hukum, dan norma sosial.

c. Kedudukan MORAL dalam masyarakat
Moral adalah ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang menyangkut peri laku manusia. Seseorang yang taat dan patuh pada aturan-aturan, kaidah dan norma yang berlaku dalam masyarakatnya dia sudah dianggap sesuai dan bertindak benar secara moral.
Bila sebaliknya, seseorang itu telah dianggap tidak bermoral. Moral dalam perwujudannya dapat berupa aturan, prinsip-prinsip, yang benar, yang baik, yang terpuji dan mulia. Moral dapat berupa kesetiaan, kepatuhan terhdap nilai dan norma yang mengikat kehidupan masyarakat, negara, dan bangsa. Sebagaimana nilai dan norma, moralpun dapat dibedakan seperti moral ketuhanan atau agama, moral filsafat, etika, hukum, ilmu dan sebagainya. Nilai, norma, dan moral secara bersama mengatur kehidupan masyarakat dalam berbagai aspeknya. Pancasila secara filsafat mengandung nilai-nilai yang bersifat fundamental, universal, mutlak dan abadi dari Tuhan Yang Maha Esa yang tercermin dalam inti kesamaan ajaran-ajaran agama dalam kitab sucinya, artinya di dalam nilai-nilai tersebut mengandung nilai moral, maka Pancasila pun mengandung nilai moral dalam dirinya.

2 Nilai-Nilai Pancasila dalam Sosio-Budaya Bangsa Indonesia
a. Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa
Keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa bukanlah suatu kepercayaan yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya melalui penalaran, melainkan suatu kepercayaan yang berpangkal dari kesadaran manusia sebagai mahkluk Tuhan. Keyakinan yang demikian maka negara Indonesia berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, dan negara memberi jaminan sesuai dengan keyakinannya, dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya.
Bagi kita di Indonesia tidak boleh ada sikap dan perbuatan yang anti ketuhanan yang Maha Esa, serta anti kehidupan beragama. Sebagai sila pertama menjadi sumber pokok nilai-nilai kehidupan, yang menjiwai dan mendasari serta membimbing perwujudan kemanusiaan yang adil dan beradab, penggalangan persatuan Indonesia yang telah membentuk negara RI yang berdaulat penuh, bersifat kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Hakekat pengertian nilai-nilai diatas sesuai dengan Pernyataan dalam Pembukaan UUD 1945 yaitu keyakinan atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa. Dalam sila pertama ini tercakup nilai religi yang mengatur hubungan negara dan agama, hubungan manusia dengan Sang Pencipta, serta nilai yang menyangkut hak asasi yang paling asasi.

b. Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Dalam sila ini merupakan norma untuk menilai apa pun yang menyangkut kepentingan manusia sebagai mahkluk Tuhan yang mulai dengan kesadaran martabat dan derajatnya. Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah kesadaran sikap dan perbuatan manusia yang didasarkan kepada potensi budi nurani dalam hubungannya dengan norma-norma kebudayaan.
Nilai-nilai dalam sila ini adalah merupakan refleksi dari martabat serta harkat manusia yang memiliki potensi kultural. Potensi tersebut sebagai hal yang bersifat universal atau keseluruhan dan dipunyai oleh semua bangsa tanpa kecuali. Menurut sila ini setiap manusia Indonesia adalah bagian dari warga dunia, yang menyakini adanya prinsip persamaan harkat dan martabatnya sebagai hamba Tuhan. Dalam sila kedua ini menyangkut nilai-nilai hak dan kewajiban asasi manusia Indonesia.
Setiap Warganegara dijamin hak dan kebebasannya yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, dengan orang seorang, atau masyarakatnya, dan alam lingkungannya. Di dalamnya mengandung nilai cinta kasih yang harus dikembangkan nilai etis yang menhargai keberanian untuk membela kebenaran, santun dan menghormati harkat kemanusiaan.
c. Nilai Persatuan Indonesia
Sila ketiga ini meliputi makna persatuan dan kesatuan dalam arti ideologis, ekonomi, politik, sosial budaya, dan keamanan. Nilai persatuan ini dikembangkan dari pengalaman sejarah bangsa Indonesia, yang senasib dan didorong untuk mencapi kehidupan kebangsaan yang bebas dalam wadah negara yang merdeka dan berdaulat. Dan bertujuan untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, serta mewujudkan perdamaian dunia yang abadi.
Perwujudan ini adalah manifestasi paham kebangsaan yang memberi tempat bagi keragaman budaya atau etnis. Paham ini yang terdapat dalam sila ini merupakan wujud asas kebersamaan, solidaritas, serta rasa bangga dan kecintaan kepada bangsa dan kebudayaannya.
Sila ini mengandung nilai-nilai kerohanian dan nilai etis yang mencakup kedudukan dan martabat manusia Indonesia untuk menghargai keseimbangan antara kepentingan pribadi dan masyarakat. Nilai yang menjunjung tinggi tradisi kejuangan dan kerelaan untuk berkorban dan membela kehormatan bangsa dan negara.

d. Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyaratan/perwakilan.
Dalam sila ini, diakui bahwa negara RI menganut asas demokrasi yang bersumber kepada nilai-nilai kehidupan yang berakar dalam budaya bangsa Indonesia. Perwujudan demokrasi itu dipersepsi sebagai paham kedaulatan rakyat, yang bersumber nilai kebersamaan, kekeluargaan, dan kegotongroyongan. Penghargaan yang tinggi terhadap nilai musyawarah mencerminkan sikap pandangan hidup bahwa kemauan rakyat mencerminkan nilai kebenaran dan keabsahan yang tinggi.
Di dalam sila ini terungkap nilai yang mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat yang harus didahulukan. Sila ini menghargai sikap etis berupa tanggung jawab yang harus ditunaikan, sebagai amanat seluruh rakyat. Tanggung jawab itu bukan hanya ditujukan kepada manusia, tetapi kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sila ini pun mengandung pengakuan atas nilai kebenaran dan keadilan dalam menegakan kehidupan yang bebas, adil dan sejahtera.


e. Nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Nilai-nilai yang terkandung dalam sila ini meliputi nilai keselarasan, keseimbangan, dan keserasian yang menyangkut hak dan kewajiban yang dimiliki oleh rakyat Indonesia, tanpa membedakan asal suku, agama yang dianut, keyakinan politik, serta tingkat ekonominya. Didalam sila inipun terkandung nilai kedermawanan kepada sesama, memberi tempat kepada sikap hidup hemat, sederhana, dan kerja keras.
Sila kelima ini juga mengembangkan nilai untuk menghargai karya, dan norma yang menolak adanya kesewenang-wenangan, serta pemerasan kepada sesama. Juga mengandung nilai vital yaitu keniscayaan secarabersama mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial, dalam makna untuk menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Nilai-nilai yang tercakup dalam sila ini memberi jaminan untuk mencapai taraf kehidupan yang layak dan terhormat sesuai dengan kodratnya, dan menempatkan nilai demokrasi dalam bidang ekonomi dan sosial
DAFTAR PUSTAKA

1. Drs. Sunoto, mengenal filsafat Pancasila, 1981-1984.
2. Prof. Darji Darmodiharjo, SH. Dan Letjen. TNI Purn. Sutopo Yuwono, Pendidikan Pancasila.

Di era globalisasi sekarang ini banyak terjadi masalah tentang perbedaan pemahaman dan cara pandang antar agama yang satu dan lainnya, masing-masing agama beranggapan ajaran mereka yang paling benar, karena mulai menitipisnya rasa toleransi sesama umat beragama. Hal ini didasari oleh kurangnya pemahaman masyarakat akan nilai-nilai dasar Pancasila. Akibatnya antara agama satu dan lainnya terjadi konflik yang salah satunya merupakan peristiwa yang sering terjadi pada beberapa tahun belakangan ini berupa terorisme yang merajalela. Oleh karena itu saya akan membahas masalah terorisme yang menghantui Indonesia dengan kurangnya pemahaman tentang Pancasila.

Pancasila mempunyai definisi yang sangat fundamental, yaitu dasar falsafah Negara Indonesia sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945. oleh karena itu, setiap warga Negara Indonesia harus mempelajari, mendalami, menghayati, dan mengamalkannya dalam segala bidang kehidupan. Dalam mengamalkan Pancasila seseorang akan menemui berbagai macam
Indonesia saat ini nilai-nilai Pancasila seringkali diabaikan, bahkan tidak menutup kemungkinan bawha mereka tidak mau mempelajari atau mendalami Pancasila. Ketika generasi muda sudah tidak mau mempelajari dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari maka akan sulit bagi Bangsa Indonesia menjadikan bangsa yang memiliki karakter yang baik.Dalam kehidupan bermasyarakat kita dilibatkan langsung dengan semua yang ada pada kehidupan tersebut, mulai dari adat-istiadat, peraturan serta kagiatan-kegiatan bermasyarakat. Dengan dilandasi pengetahuan Pancasila yang baik maka seseorang akan mampu berinteraksi sosial dengan baik pula di kehidupan bermasyarakat tersebut. Kehidupan sosial bermasyarakat dapat dilaksanakan dengan baik ketika kita mampu mengimplementasikan nilai-nilai pancasila yang telah kita pelajari baik di bangku sekolah dasar, sekolah menengah, perguruan tinggi dan dari berbagai media seperti buku dan artikel di internet.Pendidikan dan pengamalam Pancasila saat ini sudah menjadi hal yang sulit dan menjadi hal yang kurang menarik bagi pemuda-pemudi generasi muda sekarang. Mereka beranggapan bahwa pendidikan Pancasila hanyalah sebuah teori yang cukup dihafal, bisa mengerjakan tugas atau ulangan dan mendapatkan nilai bagus. Ketika mereka sudah memiliki argumen seperti itu maka sudah sulit untuk mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat maupun bernegara.

Banyak faktor yang menyebabkan timbulnya prilaku menyimpang dikalangan para remaja. Di antaranya adalah sebagai berikut:
  • Pertama, longgarnya pegangan terhadap agama . Sudah menjadi tragedi dari dunia maju, dimana segala sesuatu hampir dapat dicapai dengan ilmu pengetahuan, sehingga keyakinan beragam mulai terdesak, kepercayaan kepada Tuhan tinggal simbol, larangan-larangan dan suruhan-suruhan Tuhan tidak diindahkan lagi. Dengan longgarnya pegangan seseorang peda ajaran agama, maka hilanglah kekuatan pengontrol yang ada didalam dirinya. Dengan demikian satu-satunya alat pengawas dan pengatur moral yang dimilikinya adalah masyarakat dengan hukum dan peraturanya. Namun biasanya pengawasan masyarakat itu tidak sekuat pengawasan dari dalam diri sendiri. Karen pengawasan masyarakat itu datang dari luar, jika orang luar tidak tahu, atau tidak ada orang yang disangka akan mengetahuinya, maka dengan senang hati orang itu akan berani melanggar peraturan-peraturan dan hukum-hukum sosial itu. Dan apabila dalam masyarakat itu banyak ornag yang melakukuan pelanggaran moral, dengan sendirinya orang yangkurang iman tadi tidak akan mudah pula meniru melakukan pelanggaran-pelanggaran yang sama. Tetapi jika setiap orang teguh keyakinannya kepada Tuhan serta menjalankan agama dengan sungguh-sungguh, tidak perlu lagi adanya pengaewasan yang ketat, karena setiap orang sudah dapat menjaga dirinya sendiri, tidak mau melanggar hukum-hukum dan ketentuan-ketentuan Tuhan. Sebaliknya dengan semakin jauhnya masyarakat dari agama, semakin sudah memelihara moral orang dalam masyarakat itu, dan semakin kacaulah suasana, karena semakin banyak pelanggaran-pelanggaran, hak, hukum dan nilai moral.
  • Kedua, kurang efektifnya pembinaan moral yang dilakukan oleh rumahtangga, sekolah maupun masyarakat. Pembinaan moral yang dilakukan oleh ketiga institusi ini tidak berjalan menurut semsetinya atau yang sebiasanya. Pembinaan moral dirumah tangga misalnya harus dilakukan dari sejak anak masih kecil, sesuai dengan kemampuan dan umurnya. Karena setiap anak lahir, belum mengertyi man auang benar dan mana yang salah, dan belum tahu batas-batas dan ketentuan moral yang tidak berlaku dalam lingkungannya. Tanpa dibiasakan menanamkan sikap yang dianggap baik untuk manumbuhkan moral, anak-anak akan dibesarkan tanpa mengenal moral itu. Pembinaan moral pada anak dirumah tangga bukan dengan cara menyuruh anak menghapalkan rumusan tentang baik dan buruk, melainkan harus dibiasakan. Zakiah Darajat mangatakan, moral bukanlah suatu pelajaran yang dapat dicapai dengan mempelajari saja, tanpa membiasakan hidup bermoral dari sejak keci. Moral itu tumbuh dari tindakan kepada pengertian dan tidak sebaliknya. Seperti halnya rumah tangga, sekolahpun dapat mengambil peranan yang penting dalam pembinaan moral anak didik. Hendaknya dapat diusahakan agar sekolah menjadi lapangan baik bagi pertumuhan dan perkembangan mental dan moral anak didik. Di samping tempat pemberian pengetahuan, pengembangan bakat dan kecerdasan. Dengan kata lain, supaya sekolah merupakan lapangan sosial bagi anak-anak, dimana pertumbuhan mantal, moral dan sosial serta segala aspek kepribadian berjalan dengan baik. Untuk menumbuhkan sikap moral yang demikian itu, pendidikan agama diabaikan di sekolah, maka didikan agama yang diterima dirumah tidak akan berkembang, bahkan mungkin terhalang. Selanjutnya masyarakat juga harus mengambil peranan dalam pembinaan moral. Masyarakat yanglebih rusak moralnya perelu segera diperbaiki dan dimulai dari diri sendiri, keluarga dan orang-orang terdekat dengan kita. Karena kerusakan masyarakat itu sangat besar pengaruhnya dalam pembinaan moral anak-anak. Terjadinya kerusakan moral dikalangan pelajar dan generasi muda sebagaimana disebutakan diatas, karena tidak efektifnnya keluarga, sekolah dan masyarakat dalam pembinaan moral. Bahkan ketiga lembaga tersebut satu dan lainnya saling bertolak belakang, tidak seirama, dan tidak kondusif bagi pembinaan moral.
  • Ketiga, dasarnya harus budaya materialistis, hedonistis dan sekularistis. Sekarang ini sering kita dengar dari radio atau bacaan dari surat kabar tentang anak-anak sekolah menengah yang ditemukan oleh gurunya atau polisi mengantongi obat-obat, gambar-gambar cabul, alat-alat kotrasepsi seperti kondom dan benda-banda tajam. Semua alat-alat tersebut biasanya digunakan untuk hal-hal yang dapat merusak moral. Namun gajala penyimpangan tersebut terjadi karena pola hidup yang semata-mata mengejar kepuasan materi, kesenangan hawa nafsu dan tidak mengindahkan nilai-nilai agama. Timbulnya sikap tersebut tidak bisa dilepaskan dari derasnya arus budaya matrealistis, hedonistis dan sekularistis yang disalurkan melalui tulisan-tulisan,bacaan-bacaan, lukisan-lukisan, siaran-siaran, pertunjukan-pertunjukan dan sebagainya. Penyaluran arus budaya yang demikian itu didukung oleh para penyandang modal yang semata-mata mengeruk keuntungan material dan memanfaatkan kecenderungan para remaja, tanpa memperhatikan dampaknya bagi kerusakan moral. Derasnya arus budaya yang demikian diduga termasuk faktor yang paling besar andilnya dalam menghancurkan moral para remaja dan generasi muda umumnya.
  • Keempat, belum adanya kemauan yang sungguh-sungguh dari pemerintah. Pemerintah yang diketahui memiliki kekuasaan (power), uang, teknologi, sumber daya manusia dan sebagainya tampaknya belum menunjukan kemauan yang sungguh-sunguh untuk melakuka pembinaan moral bangsa. Hal yang demikian semaikin diperparah lagi oleh adanya ulah sebagian elit penguasa yang semata-mata mengejar kedudukan, peluang, kekayaan dan sebagainya dengan cara-cara tidak mendidik, seperti korupsi, kolusi dan nepotisme yang hingga kini belum adanya tanda-tanda untuk hilang. Mereka asik memperebutkan kekuasaan, mareri dan sebagainya dengan cara-cara tidak terpuji itu, dengan tidak memperhitungkan dampaknya bagi kerusakan moral bangsa. Bangsa jadi ikut-ikutan, tidak mau mendengarkan lagi apa yang disarankan dan dianjurkan pemerintah, karena secara moral mereka sudah kehiangan daya efektifitasnya. Sikap sebagian elit penguasa yang demikian itu semakin memperparah moral bangsa, dan sudah waktunya dihentikan. Kekuasaan, uang, teknologi dan sumber daya yang dimiliki pemerintah seharusnya digunakan untuk merumuskan konsep pembinaan moral bangsa dan aplikasinya secara bersungguh-sungguh dan berkesinambungan.
Itulah diantara faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya kemerosotan moral bangsa. Dan bagaimanakah stertegi pendidikan agama dan moral yang efektif untuk mengatasi permasalahan tersebut diatas, tampak harus segera dirumuskan.

Faktor Yang Membuat Masyarakat Tidak Mematuhi Peraturan, Kerusakan Moral Yang Terjadi Di Kalangan Mahasiswa, Sebab Perilaku Menyimpang Di Kalangan Remaja, Kerusakan Moral Masyarakat, Makalah Moral Dan Agama Bagi Generasi Muda, Cara Mengatasi Degradasi Moral Pancasila, Pengaruh Pkn Terhadap Pembinaan Moral Mahasiswa, Makalah Pengaruh Pkn Terhadap Pembinaan Moral Mahasiswa, Faktor Faktor Yang Menyebabkan Kerusakan Moral Bagi Generasi Muda Dan Contohnya, Karya Ilmiah Tentang Gaya Hidup Remaja, Cara Pemerintah Menangani Turunnya Moral Akhlak, Faktor Penyebab Dekadensi Moral, Penyebab Terjadinya Perilaku Menyimpang, Perilaku Menyimpang Mahasiswa, Faktor Faktor Yang Menyebabkan Kerusakan Moral Di Kalangan Remaja, Kasus Generasi Muda Yang Melanggar Nilai Sejarah Pancasila, Faktor Faktor Penyebab Timbulnya Perilaku Menyimpang, Esai Perilaku Menyimpang Di Kalangan Remaja, Faktar Apa Saja Yg Menyebapkan Moral Kususnyabagi Generasi Muda, Faktor Faktor Penyebab Perilaku Menyimpang, Faktor Yang Menyebabkan Kerusakan Moral Pada Generasi Muda, Contoh Perilaku Menyimpang Demokrasi, Makalh Perilaku Menyimpang Dalam Kehidupan Pendidikan, Modul Masalah Sosial Generasi Muda, Makalah Tentang Kebobrokan Moral Indonesia, Pdf Pemuda Yang Menyimpang Dari Ajaran Agama, Degredasi Moral Mahasiswa, Faktor Yang Menyebabkan Turunnya Moral Dan Akhlak, Makalah Etika Pergaulan Di Media Sosial, Penyimpangan Akibat Kurang Didikan Di Keluarga, Faktor Penyebab Timbulnya Perilaku Menyimpang, Faktor Yang Mempengaruhi Penyimpangan Agama, Kerusakan Moral Bagi Generasi Muda, Dampak Dari Moral Remaja, Contoh Masalah Nilai Sosial, Faktor Keerusakan Moral Di Generasi Muda, Makalah Manusianilaimoraldan Hukum, Faktor Yg Menyebabkan Kerusakan Moral Bagi Genarasi Muda, Makalah Problematika Tingkah Laku Keagamaan Yang Menyimpang, Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Menyimpang Mahasiswa, Msalah Sosial Generasi Model, Faktor Yang Menyebabkan Kerusakan Moral, Akhlak Tercela Di Kalangan Remaja, Makalah Pembinaan Moral Dan Agama Bagi Generasi Muda, Contoh Perilaku Masyarakat Melanggar Nilai Moral, Masalah Sosial Generasi Muda, Faktor Faktor Apa Sajakah Penyebaab Sosial Generasi Muda, Makalah Menurunnya Nilai Moral Anak Bangsa, Penyimpangan Iptek Terhadap Pancasila, Faktor Perilaku Menyimpang, Faktor Faktor Penyimpangan Pada Remaja, Penyebab Penyebab Penyimpangan Pada Remaja, Bagaimana Menyikapi Perilaku Elit Yang Etis, Sebab Guru Melanggar Etika Keguruan, Cara Mengartisipasi Kolusi Dan Korupsi, Faktor Problematika Anak, Faktor Menurunnya Moral Anak Bangsa, Masa Depan Teknologipada Remaja, Cara Mengatasi Dekadensi Moral Bangsa Indonesia, Faktor Faktor Penyebab Timbulnya Perilaku Penyimpangan, Kemerosotan Ahlak Di Indonesia, Perilaku Menyimpang Remaja, Faktor Penyebab Problematika Hukum Dan Moral, Faktor Dan Pengaruh Etika Dalam Masyarakat, Dampak Negatif Dan Positif, Rusaknya Nilai Agama, Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Sikap Keagamaan Yang Menyimpang, Faktor Penyebab Hidup Tertib Dirumah, Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa, Faktor Faktor Penyebab Terjadinya Perilaku Menyimpang, Artikel Mengeniperilaku Menyimpang, Penyimpangan Sosial Dan Pergeseran Niali, Contoh Perilaku Menyimpang Oleh Mahasiswa, Cara Membina Akhlak Remaja, Kurang Didikan Agama Remaja, Pancasila Untuk Remaja, Pengaruh Pancasila Untuk Remaja, Artikel Pengaruh Pancasila Untuk Remaja, Makalah Pengaruh Pancasila Dalam Kehidupan Remaja, Faktor Penyebab Perilaku Masyarakat Karena, Penyebab Perilaku Menyimpang Pada Anak, Penyebab Perilaku Menyimpang Pada Anak Anak, Contoh Kebobrokan Moral, Cara Mengatasi Dekadensi Moral Bangsa, Cara Memgatasi Dekadensi Bangsa Indonesia, Masalah Yang Timbul Pada Remaja Usia Sekolah Menengah, Makalah Dekadensi, Sebab Munculnya Praktek Agama Yang Menyimpang, Contoh Kasus Pelanggaran Moral Dan Agama Di Kalangan Masyarakat, Latar Belakang Menurunnya Moral Anak Bangsa, Perilaku Menyimpang Anak Sd, Sikap Menyimpang Pada Remaja, Prilaku Menyimpang, Foto Foto Perilaku Menyimpang Dalam Kampus, Faktor Penyebab Timbulnya Perilaku Menyimpang Dalam Keluarga Oleh Remaja, Faktor Faktor Menurunnya Moral, Apa Penyebab Rusaknya Moral Remaja, Makalah Pkn Sd Tentang Etika Moral, Dampak Penyimpangan Kehidupan Beragama, Faktor Faktor Budaya Terhadap Pendidikan, Perilaku Menyimpang Beragama, Sebab Perilaku Menyimpang Remaja, Contoh Prilaku Remaja Yang Tidak Etis, Perilaku Moral Remaja, Contoh Prilaku Tidak Bermoral, Sebab Pengaruh Moral Pemuda Sekarang, Peranan Masyarakat Dalam Pembinaan Moralitas, Contoh Pelanggaran Etika Dan Moral, Degradasi Moral Dan Penyebabnya Pada Masyarakat, Kasus Penyakit Yang Terjadi Di Kalangan Pelajar, Mencegah Rusaknya Moral Bangsa, Artikel Tentang Tingkah Laku Menyimpang, Penyebab Terjadinya Penyimpangan Pada Remaja, Penyimpangan Prilaku Anak Dan Remaja, Faktor Penyebab Penurunan Moral Di Kalangan Siswa, Faktor Menyimpang Pancasila, Kerusakan Moral Anak Bangsa, Makalah Perilaku Menyimpang Remaja, Cara Mengatasi Rusaknya Moral Anak Bangsa, Penyimpagan Sosial Dan Cara Mengatasinya, Penyebab Penyimpangan Kehidupan Beragama, Paper Berkurangnya Nilai Moral Anak Muda Di Era Modern, Contoh Etika Pergaulan Mahasiswa Yang Menyimpang, Faktor Faktor Masalah Sosial Generasi Muda, Makalah Kebobrokan Pancasila Di Mata Remaja, Penanggulangan Dalam Perilaku Siswa Melaui Pendidikan Etika, Contoh Permasalah Saat Ini Tentang Aqidah Manusia, Faktor Faktor Yang Menyebabkan Kemerosotan Akhlak, Faktor Faktor Penyebab Perilaku Menyimpang Pada Remaja, Faktor Faktor Penyebab Perilaku Menyimpang Pada Remaja Pdf, Perilaku Menyimpang Pada Remaja, Alasan Alasan Masyarakat Mentaati Hukum, Artikel Tingkah Laku Menyimpang Remaja, Faktor Perilaku Tidak Tertib, Artikel Penyimpangan Penyimpangan Remaja, Menurunnya Moral Remaja Akibat Kurangnya Pendidikan, Menurunnya Moral Remaja Akibat Kurannya Pendidikan, Perilaku Penyimpangan Remaja, Perkembangan Menurunnya Moral Remaja, Menurunnya Moral Remaja, Latar Belakang Pengaruh Menurunnya Moral Remaja Akibat Kurangnya Pendidikan, Peran Mahasiswa Dalam Kerusakan Moral, Akhlak Remaja Masa Kini, Contoh Pelanggaran Etika Dalam Lingkungan Masyarakat, Penyebab Timbulnya Penyimpangan Remaja, Makalah Pancasila Tentang Penurunan Nilai Nilai Moral Masyarakat, Sebab Penyimpangan Agama, Penyimpangan Sosial Akibatnya Dan Cara Mengatasinya Beserta Gambar, Masalah Sosial Pada Generasi Muda, Pembinaan Moral Dan Agama Bagi Generasi Muda, Faktor Faktor Penyebab Masalah Remaja, Faktor Rusaknya Remaja Dan Pemuda, Menyikapi Remaja Hedonistis, Perbuatan Yang Tidak Bermoral, Faktor Penyimpangan Nilai Nilai Moral, Penyebab Kemerosotan Moral Sosial, Latar Belakang Menurunnya Moral Anak, Perusakan Moral Dikalangan Masyarakat, Contoh Menurunnya Moralitas Anak Bangsa, Penyebab Perilaku Menyimpang Remaja, Dampak Iptek Berhubungan Dengan Pancasila, Contoh Kasus Masalah Sosial Dan Cara Mengatasinya, Makalah Moral Dalam Remaja, Contoh Perilaku Menyimpang Anak Didik, Sebab Degradasi Moral Dan Budaya Remaja, Makalah Penyebab Kelakuan Menyimpang Pada Remaja, Sebab Sebab Dekadensi Moral Dikalangan Remaja, Kemerosotan Nilai Moral Dan Etis Di Indonesia Dan Agama, Faktor Penyebab Perilaku Menyimpang Remaja, Contoh Kasus Penyimpangan Dikalangan Remaja, Faktor Penyebab Masalah Keagamaan Siswa, Faktor Penyebab Terjadinya Prilaku Menyimpang, Makala Tentang Penyimpangan Sosial Dalam Lingkungan Masyarakat, Contoh Pelanggaran Moralitas Dalam Kehidupan Mahasiswa, Contoh Perilaku Menyimpang Dari Pancasila, Perilaku Menyimpang Pada Anak Usia Dini, Makalah Peran Mahasiswa Dalam Kerusakan Moral, Pengertian Kemerosotan Sosial, Contoh Perilaku Menyimpang Pada Remaja, Perkembangan Moral Pada Remaja, Pera Mahasiswa Dalam Kerusakan Moral, Artikel Tentang Perilaku Menyimpang, Faktor2 Penyebab Terjadinya Penyimpangan Sosial, Faktor Penyebab Perilaku Menyimpang, Sebab Sebab Seseorang Berprilaku Menyimpang, Kasus Tentang Pelanggaran Hukum Dan Nilai Moral, Makalah Perilaku Sikap Sosial, Karya Ilmia Pengaruh Ajaran Agama Terhadap Pendidikan, Artikel Perkembangan Moral Remaja, Faktor Faktor Penyebab Timbulnya Perilaku Menyimpang Pada Remaja, Faktor Penyebab Prilaku Menyimpang Remaja, Dampak Kerusakan Moral Terhadap Mahasiswa, Artikel Perilaku Menyimpang Remaja, Faktor Penyebab Rusaknya Moral Bangsa, Makalah Tentang Kenapa Banyak Pendidikan Namun Moralitas Bangsa Rusak, Definisi Perilaku Menyimpang Pada Remaja 2011, Contoh Makalah Pergaulan Remaja Menurut Agama, Penyimpangan Terhadap Beragama, Contoh Menurunnya Etika Dalam Pelajar, Artikel Tentang Penyimpangan Terhadap Nilai Pancasila, Sebab Adanya Perilaku Moral, Faktor Penyebab Rusaknya Moral, Artikel Penyimpangan Moral Dikalangan Mahasiswa, Makalah Perkembangan Moral Mahasiswa, Faktor Faktor Yang Menyebabkan Moral Dan Moral Menurun, Faktor Faktor Yang Menyimpang Dalam Masyarakat, Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Penyimpangan Sosial Dan Gambarnya, Karya Imiah Tentang Taat, Faktor Faktor Anak Sd Tawuran, Kasus Pelanggaran Etika Moral Dikalangan Remaja, Penyimpangan Aturan Agama, Pdf Doc Makalah Pengertian Kerusakan Moral, Penyimpangan Akhlak, Dampak Negatif Dan Positif Menurunnya Moral Dikalangan Pelajar, Apa Penyebab Nilai Pancasila Menghilang